Membuat kerajinan tangan decoupage kini sedang tren. ltu diakui Magda, pendiri Mag's Decoupage yang sering memberikan pelatihan cara membuat decoupage.
KERAJINAN decoupage cukup diminati karena tidak membutuhkan tenaga banyak, namun hasilnya sangat indah. Para penyuka keterampilIan itu biasanya tertarik karena kemudahan pembuatan.
“Ini memang sedang tren untuk media tas anyaman. Akan tetapi, sebenarya itu tidak hanya di anyaman. Semua media bisa, hanya saja ada beberapa teknik yang step\nya sedikit berbeda. Bisa pakai kayu, botol kaca, keramik,"terang Magda, saat memberikan pelatihan kepada 20 perempuan, yang diundang Baraka Communication.
Magda mengaku jIka kerajinan tangan ini bisa menghilangkan kebosanan. Dia menceritakan awal mula tertarik decoupage dari mertuanya yang sempat les di Malang. Setelah satu hari belajar. dia pun terus keranjingan untuk membuatnya lebih banyak dengan media yang berbeda. "Jadi saya kan sedang dapat tugas untuk melakukan penelitian soal drama India di salah satu stasiun televisi. Saya dari jurusan komunikasi. Akan tetapi, saya bosan cuma menonton karena drama itu berseri. Akhirnya saya selingi dengan membuat kerajinan tangan ini," kisahnya.
Dari sanalah. Magda mengaku jika tidak lagi bosan walau hanya menonton drama. Namun. Ia tetap produktif mengasilkan kerajinan tangan.
Decoupage lanjut Magda berasal dari bahasa Prancis yang berarti memotong. Arti memotong menggambarkan proses membuat karya decoupage yaitu memotong napkin tissue decoupage, sesuai pola.
“Tisu yang digunakan memang sudah ada motifnya ada motif hewan, tumbuhan, bunga, dan banyak lainnya. Tisu ini juga berlapis. 3-4 lapis. Jadi. setelah dipotong sesuai pola, tisu dikupas hingga mendapat lapisan gambar utama."katanya menjelaskan.
Saya tertarik ikut senang lihat gambar-gambarnya yang bagus-bagus. Nah pas coba ternyata gampang.
MAGDA menunjukkan proses pembuatan yang mudah. Yang diperlukan hanya ketelatenan dan kesabaran.
"Mungkin kesulitannya hanya pada pengguntingan napkin tissue. Kalau motifnya sederhana tentu tidak sulit. Kalau motif cukup rumit tentu butuh kesabaran," tambah Magda.
Perempuan yang menggeluti decoupage 2 tahun terakhir itu juga menceritakan kepada para ibu-ibu dan anak muda yang ikut pelatihan, manfaat membuat decoupage. Magda bahkan bisa menjualnya dan mendapatkan tambahan uang, meski membuat kerajinan decoupage itu bukan tujuan ekonominya.
“Ini mengurangi stres, karena senang. Ibu-ibu juga akan merasa begitu. Karena motifnya indah dan ini salah satu kegiatan seni,“ kata Magda meyaklnkan.
Hasil decoupage cukup tahan lama. Jika hanya terciprat air berkali-kali asal tidak direndam air. decoupage tetap awet. Suvenir decoupage dijual dengan harga kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 200 ribu.
"Siapa pun yang tertarik, tidak perlu bingung mencarI media yang pas untuk decoupage. Anyaman- anyaman banyak dijual di online. Saya lebih suka mengambil dari Tasikmalaya" tuturnya.
Ini pengalaman pertama saya membuat decoupage. Aktivitas kerajinan tangan ini menyenangkan dan menenangkan. Bisa membuat lebih fokus. Padahal saya ini orangnya nggak sabaran loh. Ternyata kok bisa telaten membuatnya. hehehe